H Muh Ahmad Jailani Bersama 2 Pengurus FKUB Kab. Bantaeng Ikuti Workshop PKUB Kemenag RI Di Makassar

Makassar, (15/8) - Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pengurus FKUB dan Pengurus Lembaga Keagamaan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Workshop yang diselenggarakan di Hotel Arya Duta Jl. Somba Opu Makassar ini akan berlangsung selama 3 hari, sejak Senin hingga Rabu tanggal 14 - 16 Agustus 2017 dan diikuti sebanyak 100 orang peserta.

Pada kesempatan itu, Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng menugaskan kepada 3 orang yang terdiri dari 2 orang Pengurus FKUB dan 1 orang perwakilan Lembaga Keagamaan, yakni Ketua FKUB Kab. Bantaeng Bapak Dr. H Muh Natsir, MM, Wakil Ketua FKUB Saharuddin B, S.Ag, M.Pd serta Bapak H. Muh Ahmad Jailani, S.Ag, MA, Ketua PCNU Kab. Bantaeng yang juga Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Bantaeng merangkap Pelaksana Harian Kepala Kantor Kemenag Bantaeng.

Workshop melibatkan narasumber yang berkompeten di bidangnya yakni Kepala Pusat kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kemenag RI Ferimeldi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Abd. Wahid Tahir, Kepala Bidang Harmonisasi PKUB Kemenag RI Wawan Junaidi, MA, serta 4 orang Trainer dari Walisongo Media Center.

KaKanwil Kemenag Sulsel Abd. Wahid Tahir dalam sambutannya mengatakan, sampai saat ini kondisi kerukunan umat beragama di Sulawesi Selatan masih sangat harmonis melalui keterlibatan Pemerintah, FKUB dan seluruh Pengurus Lembaga Keagamaan yang ada di Sulsel.

Menurut Ka. Kanwil, ada tiga unsur penggerak kerukunan yang paling dominan dalam menjaga stabilitas kehidupan beragama di suatu daerah yaitu Pemerintah, FKUB dan Tokoh Agama itu sendiri, serta yang tak kalah pentingnya adalah tidak saling mengklaim mana agama yang paling benar.

Wahid Tahir menilai, dipilihnya Sulawesi Selatan oleh PKUB Kemenag RI sebagai tuan rumah kegiatan workshop sudah sangat tepat, karena Sulawesi Selatan merupakan daerah yang multikultural. “Beragam agama, suku dan ras ada di Sulsel” ujarnya.