Bantaeng, (3/2) - Dalam rangka kunjungan kerja Pengurus Wilayah NU Sulawesi Selatan di Kab. Bantaeng, Ketua PCNU Bantaeng mengundang segenap Pengurus Cabang dan pengurus Badan Otonom serta pengurus Lembaga-lembaga lingkup PCNU Bantaeng guna menghadiri pertemuan dengan PWNU Sulsel tersebut, Sabtu, (2/2), pukul 19.30. wita (ba'da Shalat Isya) bertempat di Aula Kantor Kemenag Bantaeng.
Hadir dari PWNU Sulsel Prof Dr. HM. Arfin Hamid, SH, MH (sekum Tanfziyah PWNU), dan KH. Dr. H. Muammar Bakry, Lc, MA, Wakil Rois Syuriah PWNU
Sementara dari PCNU Bantaeng dihadiri sekitar 30 orang jajaran pengurus diantaranya Rois Syuriah KH. Muin Jufri, Katib H. Muhammad Yunus (Kakan Kemenag Bantaeng), Ketua PCNU H. Muhammad Ahmad Jailani (Kasubag TU Kemenag Bantaeng), Sekum Mappasabbi, Bendahara Umum Sopyan Yasri, serta para Pengurus Cabang lainnya.
Hadir pula Ketua-Ketua Lembaga dan Badan Otonom, diantaranya Ketua Muslimat NU St. Subaedah Alam, Ketua Lakpesdam NU Andi Sultan, Ketua LP. Maarif NU Panaikang HM. Ribi, Pagar Nusa, perwakilan GP Ansor, perwakilan IPNU, perwakilan Lembaga Perekonomian NU.
Rapat diawali dengan laporan oleh Ketua umum PCNU Kab. Bantaeng H.Muh Ahmad Jailani, S.Ag, MA mengenai roda pengurusan NU Bantaeng dan kegiatannya, menurut beliau sudahh ada lembaga-lembaga yang sudah dibentuk kepengurusannya diantaranya LP Maarif NU, Lembaga Silat Pagar NUSA NU, Lembaga Seni NU (Lesbumi NU), Lakpesdam NU, Lembaga Pertanian NU.
Dilaporkan pula, Majelis Anak cabang (MWC) yang telah bermusyawarah adalah Kec. Gantarangkeke, sementara kegiatan yang telah dilakukan adalah Maulid Akbar dan Lomba Songkolo Maudu serta kegiatan Lailatul Ijtima yang juga telah beberapa kali dilakukan.
Sementara itu Sekum PWNU Prof Arvin dalam arahannya menyampaikan bahwa kunker kali ini adalah untuk konsolidasi pengurus wilayah ke cabang-cabang.
Ditekankan bahwa NU adalah organisasi yang independen sesuai khittah 1926 sehingga dalam politik apalagi terkait pilkada, NU ada dimana-mana tapi tidak ke mana-mana.
Disampaikan pula mengenai pentingnya diperhatikan kaderisasi pada Lembaga dan Badan Otonom NU seperti IPNU, Patayat, GP Ansor, PMII, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan yang ada dibawah NU, serta program yg sekarang galakkn NU dari pusat sampai ranting adalah inventarisasi dan pengamanan aset NU.
Prof Arvin menegaskan bahwa bahwa Rohnya organisasi NU adalah di Cabang karena cabanglah yang punya warga, sehingga sangat penting untuk cabang-cabang memperkuat dan memantapkan struktur organisasi.
Sementara itu Wakil Rois Syuriah PWNU, KH. Dr. Muammar Bakry dalam arahannya menekankan pentingnya memperkuat Keaswajaan NU dan memperhatikan masjid-masjid seiring dengan semakin massifnya kelompok radikal dan ekstrem di Indonesia.
Kegiatan diakhiri dengan dialog dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Rois syuriah NU Bantaeng KH Muin Jufri. (shr/mhd)