Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Bertempat di SMA Neg. 4 Bantaeng, Perkemahan Rohis (Rohani Islam) SMA dan SMK tingkat Kab. Bantaeng Tahun 2018 dibuka secara resmi oleh Kabid PAIS Kanwil Kemenag Sulsel Dr. H. Muh Rasbi didampingi Kakan Kemenag Bantaeng H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag bersama Kepala Seksi SMA dan SMK Bidang PAIS Kanwil Drs. H. Ibrahim, M.Pd dan Kepala Seksi PAIS Kemenag Bantaeng H. Muhammad Arfah, S.Ag (Sabtu, 12 Mei 2018).
Perkemahan Rohis dengan tema "Hadirkan Rohis di Sekolah untuk Membangun Generasi Islam yang Berkarakter" ini akan berlangsung selama 2 hari (12 s/d 13 Mei 2018) dan diikuti sebanyak 64 peserta dari seluruh SMA dan SMK se Kab. Bantaeng.
Kepala Kantor Kemenag Bantaeng dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada panitia pelaksana yang telah menyelenggarakan perkemahan Rohis ini.
Selanjutnya Kakan Kemenag H. Muhammad Yunus melaporkan kepada bapak Kabid, bahwa beliau mempunyai program kedepan untuk mensinergikan PAIS dengan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren sehingga kedepan seluruh siswa yang ada di SD, SMP sampai dengan SMA bisa masuk diniyah takmiliyah. Harapnya.
Sementara itu Kabid PAIS Dr. H. Muh. Rasbi, SE, MM dalam sambutannya menyampaikan harapannya kepada para siswa untuk menjadi generasi penerus bangsa khususnya di Kab. Bantaeng untuk lebih baik lagi kedepan.
Lebih lanjut bapak Kabid mengungkapkan bahwa "Rohis ini terlahir di awal tahun 80-an, boleh jadi waktu itu ada kesadaran secara menyeluruh bahwa pembelajaran agama di Sekolah yang notabene hanya 2 - 3 jam perminggu dirasa tidak cukup sehingga muncullah organisasi yang diberi nama Rohani Islam (Rohis) ini". Tuturnya.
"Ada kegelisahan diantara kita, bahwa saat ini merupakan era milenial, era globalisasi, era informasi tanpa batas dimana gempuran-gempuran informasi baik yang sifatnya positif maupun negatif senantiasa menyerang kita, sehingga organisasi Rohis ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk memproteksi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan". Tambahnya.
Akhirnya Kabid berharap setelah keluar dari kegiatan ini, para siswa dapat menjadi Agen of Chance atau agen perubahan di sekolah dan di tengah-tengah masyarakat nantinya.