Hadir memberikan materi sekaligus membuka secara resmi Rapat Koordinasi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng, bapak H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag didampingi Kepala Seksi PAIS H. Muhammad Arfah, S.Ag.
Para peserta Rapat Koordinasi ini menurut Kepala Seksi H. Muh. Arfah, S.Ag dalam laporannya adalah terdiri dari 40 orang Pengurus KKG PAI tingkat SD dari 8 Kecamatan dengan kuota 5 orang per kecamatan, serta 10 orang pengurus MGPM PAI tingkat SMP se Kab. Bantaeng.
Adapun tujuan pelaksanaan Rapat Koordinasi yang dilaksanakan selama 1 hari ini lanjut H. Muh Arfah adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dalam rangka pembinaan pengurus KKG/MGMP dan guru-guru PAI pada Sekolah se Kab. Bantaeng.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng sebelum membuka Rakor secara resmi dalam sambutan sekaligus materinya menyampaikan bahwa "Tantangan di dunia pendidikan dari hari kehari semakin kompleks, untuk itu pertemuan-pertemuan atau musyawarah seperti ini sangat perlu untuk dilaksanakan diantara tenaga pendidik". Tuturnya.
Lebih lanjut Kakan Kemenag membeberkan mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dalam sistem pendidikan dalam rangka pembinaan karakter dan mental anak didik di sekolah.
Menurutnya, ada hal besar yang perlu dirubah, bahwa Tradisi pendidikan yang diterapkan saat ini belum mampu membentuk katakter yang baik bagi anak didik.
"Apakah anak yang baik karakternya adalah karena peran gurunya di sekolah, atau karena orang tuanya di rumah ataukah lingkungannya.?" Tanya Kakan Kemenag
"Disisi lain, anak-anak yang tidak bagus karakternya, apakah disebabkan karena pengaruh lingkunganya, atau karena orang tuanya ataukah karena gurunya?". Tanyanya lanjut.
Menurut Kepala Kantor Kemenag yang punya pengalaman panjang didunia pendidikan ini, belum ada konklusi konkrit yang menyimpulkan bahwa baik buruknya karakter anak didik itu adalah merupakan murni dari hasil proses pembelajaran di sekolah.
"Ada anak yang orang tuanya "preman" tapi anaknya sholeh, namun sebaliknya ada yang orang tuanya ahli ibadah tapi anaknya ternyata jadi preman". Ungkap Kakan Kemenag
"Dari fenomena-fenomena ini maka sesungguhnya dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu tidak bisa jalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus bersinergi (simultan) dengan semua stake holder yang ada". Tambahnya.
"Pertanyaannya adalah Bagaimana menggalang dan mensinergikan potensi-potensi yang ada tersebut untuk menghasilkan sebuah sinergitas yang kuat guna menghasilkan anak didik yang berkarakter baik tersebut". Tanyanya.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, Kakan Kemenag melemparkan gagasan terkait pembinaan mental dan karakter anak didik sebagaimana yang telah disampaikannya dalam beberapa kesempatan yang lain termasuk dalam Rakor di aula Kantor Kemenag kemarin, (Rabu, 17 Oktober 2018).
Kakan Kemenag menghimbau kepada semua stake holder termasuk kepada segenap pengurus KKG/MGMP PAI untuk memformulasi metode atau cara agar anak didik rajin untuk berjamaah di masjid.
Salah satu metode yang ditawarkan Kakan Kemenag adalah dengan memformulasikan buku amaliah Ramadhan yang biasa dipakai pada bulan Ramadhan untuk penggunaan sehari-hari.
Demikian Kakan Kemenag memberi tantangan dan obyek pembahasan dalam kegiatan-kegiatan KKG/MGMP para guru PAI agar para anak didik dapat memakmurkan masjid dalam kaitannya dengan peningkatan karakter diatas. (mhd)