Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Dalam rangka Hari Kartini tahun 2019 yang diperingati Minggu, 21 April 2019, TP PKK Kabupaten Bantaeng menggelar Seminar Beauty Inside Out-Perempuan bertempat di Gedung Balai Kartini Bantaeng, Senin (22/4).
Seminar yang dibuka langsung oleh Ibu Ketua TP PKK Kab. Bantaeng ini mengusung tema “Hebat, Berdaya dan Berkarya” bekerja sama dengan Insight Indonesia dengan menghadirkan Founder and Director Insight Indonesia ICF Certified Coach and Professional Trainer, Fauziah Zulfitri sebagai Pembicara tunggal.
Seminar diikuti oleh ratusan Ibu-ibu Pengurus dan anggota TP PKK dan DWP. Tampak hadir beberapa pimpinan organisasi wanita diantaranya Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Rahmah Arsyad, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bantaeng, Vinka Nandakasih, Ketua IKA DPRD Kabupaten Bantaeng serta Pimpinan Perbankan yang menjadi sponsor seminar. Turut hadir sejumlah perwakilan pengurus/ anggota DWP Kantor Kemenag Bantaeng.
Ketua TP PKK Kabupaten Bantaeng, Sri Dewi Yanti Ilham dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini 2019 tingkat Kabupaten Bantaeng.l, yang mana diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya.
Beliau mengapresiasi dan menyanjung seluruh perempuan di Bantaeng yang dengan segala potensi dan kreatifitasnya terus bergerak memajukan Bantaeng di segala bidang.
Menurutnya perempuan adalah ujung tombak dalam membentuk karakter generasi bangsa ini.
“Cukup 10 perempuan Bantaeng saja maka Bantaeng akan lebih hebat, karena Ibu-ibu lah yang akan membentuk karakter generasi muda” jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia, Fiqih Luhulima melaporkan bahwa peringatan Hari Kartini oleh PKK Bantaeng ini sebelumnya telah didahului dengan pelaksanaan Bakti Sosial berupa donor darah dan pembagian 150 paket sembako gratis di Gedung Sekretariat PKK Kabupaten Bantaeng beberapa waktu yang lalu.
Dia mengatakan, untuk menjadi perempuan hebat harus didukung dengan kualitas yang lebih baik. Untuk itu PKK Bantaeng menghadirkan seminar tersebut yang melibatkan seluruh organisasi wanita di daerah.
Fauziah Zulfitri dalam pemaparannya meyakinkan peserta seminar bahwa Raden Ajeng Kartini sangat berjasa dalam mewujudkan emansipasi wanita yang terasa hasilnya kini.
“Kalau tidak ada Ibu Raden Ajeng Kartini mungkin tidak ada perempuan-perempuan yang berperan di tengah masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, kemungkinan besar perempuan sekarang sangat tertinggal bahkan sampai sekarang pun masih tertinggal meski RA Kartini telah memprolamirkan emansipasi kala itu.
“Kenyataannya perempuan sendiri yang sering menjatuhkan sesamanya. Musuh perempuan itu, bukan laki-laki tapi perempuan juga,” tutupnya.
Beliau mengapresiasi dan menyanjung seluruh perempuan di Bantaeng yang dengan segala potensi dan kreatifitasnya terus bergerak memajukan Bantaeng di segala bidang.
Menurutnya perempuan adalah ujung tombak dalam membentuk karakter generasi bangsa ini.
“Cukup 10 perempuan Bantaeng saja maka Bantaeng akan lebih hebat, karena Ibu-ibu lah yang akan membentuk karakter generasi muda” jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia, Fiqih Luhulima melaporkan bahwa peringatan Hari Kartini oleh PKK Bantaeng ini sebelumnya telah didahului dengan pelaksanaan Bakti Sosial berupa donor darah dan pembagian 150 paket sembako gratis di Gedung Sekretariat PKK Kabupaten Bantaeng beberapa waktu yang lalu.
Dia mengatakan, untuk menjadi perempuan hebat harus didukung dengan kualitas yang lebih baik. Untuk itu PKK Bantaeng menghadirkan seminar tersebut yang melibatkan seluruh organisasi wanita di daerah.
Fauziah Zulfitri dalam pemaparannya meyakinkan peserta seminar bahwa Raden Ajeng Kartini sangat berjasa dalam mewujudkan emansipasi wanita yang terasa hasilnya kini.
“Kalau tidak ada Ibu Raden Ajeng Kartini mungkin tidak ada perempuan-perempuan yang berperan di tengah masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, kemungkinan besar perempuan sekarang sangat tertinggal bahkan sampai sekarang pun masih tertinggal meski RA Kartini telah memprolamirkan emansipasi kala itu.
“Kenyataannya perempuan sendiri yang sering menjatuhkan sesamanya. Musuh perempuan itu, bukan laki-laki tapi perempuan juga,” tutupnya.