Indahnya Persatuan Umat, Kakan Kemenag Paparkan 5 T Dihadapan Jemaah Tarwih Masjid Raya Bantaeng

Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Malam ke 5 Ramadhan 1440 H / 2019 M, Kakan Kemenag Bantaeng Dr. H. Muhammad Yunus, M.Ag menunaikan Shalat Isyah dan Shalat Sunat Tarwih secara berjamaah di Masjid Raya Bantaeng, Jalan Raya Lanto, Kel. Tappanjeng, Kec/Kab. Bantaeng. (Kamis, 9/5/19).

Pada kesempatan ini pula berdasarkan jadwal yang telah disampaikan pengurus, bapak Dr. H. Muhammad Yunus, M.Ag berkenan menyampaikan ceramah tarwih dihadapan jemaah Masjid Raya serta segenap anggota/Pengurus Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng.

Adapun tema ceramah yang disampaikan Kakan Kemenag kali ini sesuai yang telah ditentukan panitia adalah "Indahnya Persatuan Umat".

Tema ini tentunya sangat relevan dengan situasi dan kondisi yang sekarang ini terjadi di tengah-tengah masyarakat terutama pasca pesta demokrasi, dimana masyarakat cenderung terpecah belah oleh kepentingaan-kepentingan elit politik, sehingga menjadi sangat penting bagi bapak Kepala Kantor Kemenag untuk memberikan pencerahan kepada segenap masyarakat yang hadir.

Disadari atau tidak, semua kita pernah terlibat dalam sebuah pertentangan atau perdebatan yang berbau-bau politik baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

Namun tak sedikit diantara kita yang kemudian bisa tersadar lalu kemudian "move on" atau menarik diri secepatnya dari kubangan perdebatan atau pertentangan yang semakin larut yang berpotensi mengancam persatuan umat.

Menyikapi situasi tersebut Bapak Dr. H. Muhammad Yunus yang juga Wakil Ketua PWNU Provinsi Sulawesi Selatan ini memberikan pencerahan dihadapan segenap warga Muhammadiyah serta masyarakat umum yang memadati Masjid Raya Bantaeng.

Dalam kesempatan ini, Kakan Kemenag memaparkan 5 T sebagai kunci dalam merawat dan mempertahankan persatuan umat, yakni:
  1. Ta'awun
  2. Tafahum
  3. Ta'aruf
  4. Takaful
  5. Tasamun

Ta’awun merupakan satu ajaran dasar dan akhlak Islam sebagaimana dalam QS al-Maidah [5]: 2) yang artinya Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

Ibnu Huwaiz, sebagaimana dikutip al-Qurthubi di dalam tafsirnya menjelaskan, ta’awun ala al-bir wa al-taqwa adalah akhlak Islam. Akhlak seorang Muslim yang saling memberi dan memperkuat sesuai kemampuannya.

Orang berilmu menolong dengan ilmu serta mengamalkannya. Mereka yang berharta membantu dengan kekayaannya. Orang yang kuat melindungi dan memperkuat (perjuangan) di jalan Allah.

T yang kedua adalah Tafahum yang artinya Saling memahami/saling mengetahui secara mendalam kondisi orang lain sebagai mana dalam Q.S. al-Hujurat/49: 13) yang artinya "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Yang ketiga adalah Ta'aruf. Ta’aruf dalam islam umumnya diartikan sebagai perkenalan, tentang bangaimana mengetahui orang lain, memperluas persaudaraan dan menambah kerukunan.

T selanjutnya adalah Takaful. Takaful adalah solidaritas, mencukupi kebutuhan hidup dan mengasuh, seperti kondisi kekurangan yang timbul pada salah satu pihak yang mendesak hubungan saling mencukupi. Jadi takaful adalah interaksi antara dua pihak atau lebih.
Dan T yang terakhir adalah Tasamuh yang artinya tenggang rasa atau saling menghormati dan menghargai antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam segala bentuknya, manusia selalu membutuhkan keberadaan manusia lain untuk memenuhi keperluan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari, baik atau tidaknya kualitas hidup kita sangat ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila kita selalu berperilaku terpuji, maka akan terpancar kualitas yang baik dari diri kita. Demikian juga sebaliknya, apabila kita hanya berbuat kejahatan, maka kita pun akan dikenal sebagai orang yang tidak baik.

Demikian Kakan Kemenag memaparkan 5 T sebagai konsep dalam mempertahankan Persatuan Umat. Lebih lanjut beliau juga memaparkan mengenai Moderasi Beragama yang merupakan salah satu Mantra bapak Menteri Agama yang sering dipaparkan dihadapan warga Kementerian Agama. (mhd)