Dr. Kaswad Sartono : Pendamping Jemaah Calon Haji Tidak Harus Haji

Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Dihadiri sebanyak 41 orang yang terdiri dari Kepala KUA 8 Kecamatan, Penyuluh Fungsional dan sejumlah penyuluh honorer lingkup Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng, Kabid PHU Kanwil Kemenag Sulsel Dr. H. Kaswad Sartono memberikan pencerahan dalam Sosialisasi Pendampingan Bimbingan Manasik Haji bagi Jemaah Calon Haji Kab. Bantaeng tahun 2017 M / 1438 H, bertempat di Gedung Guru PGRI Kab. Bantaeng, Kamis 2/3/2017.

Hadir memberikan sambutan dalam sosialisasi tersebut Kasubag Tata Usaha bapak H. Muh Ahmad Jailani, S.Ag, MA, mewakili Kepala Kantor Kemenag Kab. Bantaeng.

Dalam sambutannya H. Ahmad Jailani tak lupa menyampaikan permohonan maaf dari Bapak Kepala Kantor Kemenag Bantaeng "Sedianya beliau akan menghadiri sosialisasi pendampingan bimbingan manasik haji ini, namun berhubung ada undangan Rapat Kordinasi Daerah dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Prov Sulsel di Makassar, dan semua Kakan Kemenag Kab/Kota diharuskan hadir oleh bapak Kakanwil, maka beliau amanahkan kepada saya untuk hadir sekaligus memberikan sambutan".

Lebih lanjut H. Ahmad Jailani menyampaikan bahwa atas nama Kantor Kemenag Kab. Bantaeng beliau menyambut baik kegiatan yang baru pertama kali digelar oleh Bidang Haji Kanwil Kemenag Sulsel ini, dan berharap pendampingan jemaah calon haji oleh para penyuluh agama ini mengantarkan para jemaah calon haji meraih haji yang mabrur nantinya.

Sementara itu menurut Dr. Kaswad Sartono, Program pendampingan Jemaah calon haji oleh penyuluh Fungsional maupun Honorer ini memang merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Kemenag Sulsel bahkan mungkin di Indonesia yang digagas oleh beliau bersama tim, meskipun tahun ini belum dianggarkan di DIPA namun beliau bersyukur Kakanwil telah mengapresiasi dan memberikan restu dan Insya Allah tahun depan (2018 red) akan dianggarkan.

Pak Kabid mengaku bahwa awalnya gagasan ini kurang mendapat respon lantaran adanya paradigma bahwa pendamping jemaah calon haji itu idealnya harus seorang haji, namun mantan Kabid Penais ini berhasil meyakinkan pak Kakanwil bahwa seorang Penyuluh itu tidak harus seorang haji, dengan mengambil perumpamaan bahwa "seorang ulamah yang menyampaikan ceramah mengenai siksa kubur, atau mengenai surga dan neraka kepada jemaahnya, apakah dia harus mengalaminya dulu kematian kemudian bangkit dari kubur baru menyampaikan ke jemaahnya? Kan tidak, namun mereka tetap dipercaya. Demikian pula seorang pendamping jemaah calon haji, dengan kompetensi yang bagus didukung penguatan penguatan dari pimpinan, Insya Allah, para jemaah calon haji tersebut akan yakin dan percaya atas apa yang disampaikan oleh para penyuluh dalam melakukan pendampingan pra manasik haji ini " imbuhnya.

Gagasan ini menurut pak Kabid lahir dari pemikiran bahwa selama pelaksanaan ibadah haji tidak pernah diperoleh data mengenai kompetensi seorang jemaah calon haji. "Sejak dilantik menjadi Kabid Haji 2016 yang lalu, belum pernah saya menemukan data mengenai tingkat kompetensi seorang jemaah calon haji, tentang berapa orang yang bisa mengaji, berapa orang yang wudhunya benar, berapa orang yang masih keliru bacaan shalatnya, berapa orang talbiahnya masih belum lancar dan lain lain, yang kesemuanya itu akan mengantarkan seorang jemaah haji meraih haji yang mabrur, haji yang betul betul diterima di sisi Allah SWT" kata pak Doktor.

"Jika selama ini data pada petugas kesehatan mengenai jemaah calon haji tersebut lengkap mengenai riwayat penyakit dan sebagainya, mengapa kita di Kementerian Agama yang merupakan pemain utama pelaksanaan ibadah haji ini kita tidak memiliki data mengenai kompetensi para jemaah calon haji tersebut? " kata H. Kaswad.

Berdasarkan pemikiran tersebut Dr. Kaswad bersama teman-teman di Bidang PHU kemudian merancang dan mendesain program ini dan melakukan road show ke Kantor Kemenag Kab/kota guna sosialisasi.

Banyak hal yang disampaikan pak Doktor selama kurang lebih 1 jam berbagi dengan para Kepala KUA, dan para penyuluh di Gedung PGRI Kab. Bantaeng. Satu hal yang beliau pesankan, bahwa dalam melaksanakan pendampingan ini, untuk tahun ini janganlah dulu menanyakan mengenai biaya operasionalnya, meskipun dana operasional yang ada di KUA bisa dialokasikan untuk itu, karena selain hal tersebut sebenarnya juga menjadi bagian dari tupoksi seorang penyuluh agama, program ini merupakan baru pertama kali dilaksanakan, untuk itu mari kita sukseskan bersama Insya Allah tahun depan kegiatan ini sudah dianggarkan. Demikian Dr. Kaswad.