PORSADIN III Tahun 2017 Tingkat Kab. Bantaeng ini diikuti oleh sebanyak 74 santri Diniyah Takmiliyah Awaliyah dan Wustho (DTA/W) se Kab. Bantaeng.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng Bapak H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag didampingi Kasi PD Pontren Ibu Dra. Hj. St. Wahni, M.Pd, bertempat di Aula Kantor Kemenag Bantaeng.
Bertindak selaku Penanggung Jawab Kegiatan, Kasi PD Pontren melaporkan kepada Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng bahwa PORSADIN kali ini merupakan yang ke tiga dilaksanakan untuk tingkat Kab. Bantaeng.
Adapun jenis lomba yang akan dipertandingkan lanjut Ibu Kasi antara lain adalah: Lomba Puisi Islami, Cerdas Cermat, Pidato Bahasa Indonesia, Atletik, dan Tahfidz.
Lebih lanjut Kasi PD Pontren melaporkan bahwa dalam kegiatan ini, pihaknya melibatkan beberapa unsur-unsur terkait sebagai Dewan Juri/Hakim, diantaranya para Pengawas PAIS di lingkungan Kantor Kemenag Bantaeng, karena di Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren tidak ada pengawas yang ditunjuk khusus untuk itu. Ujar Kasi.
Selain itu, panitia juga melibatkan beberapa unsur tenaga pengajar di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kab. Bantaeng yang juga bertindak sebagai Dewan Juri/Hakim.
Kepada Bapak Kepala Kantor Kemenag Bantaeng, Kasi PD Pontren dalam laporannya juga berharap agar kiranya Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren kedepan juga mendapat tenaga pengawas. Harap H. Wahni
Lanjut H. Wahni, bahwa santri yang keluar sebagai Juara I dalam Porsadin Tingkat Kab. Bantaeng ini nantinya akan berhak mewakili Kab. Bantaeng pada PORSADIN tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang akan digelar di Makassar tanggal 5-6 Agustus 2017 mendatang. Demikian Laporan Kasi PD Pontren.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Seksi PD Pontren bersama segenap jajarannya atas terselenggaranya kegiatan PORSADIN ini.
"Kalau melihat anak-anak Santri Diniyah, saya teringat kampung halaman, karena saya juga dulu waktu kecil sekolah diniyah, sikola arab namanya". Tutur Kakan Kemenag.
"Pulang dari sekolah hanya makan tanpa sempat baring-baring terus kembali lagi ke sekolah untuk ikut sekolah diniyah atau Sikola Ara' itu". Kenangnya.
Bersama istri, beliau mengaku juga pernah mendirikan dan membina sekolah diniyah waktu di Kampung dulu.
Sehubungan dengan Diniyah Takmiliyah ini, Kakan Kemenag menyadari sebagaimana yang diutarakan oleh Ibu Kasi dalam laporannya tadi bahwa Pendidikan Diniyah Takmiliyah di Kementeriam Agama ini masih mendapat porsi yang sangat kecil sekali dari segi anggaran, dibanding dengan Pendidikan Madrasah maupun Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Untuk itu beliau sangat salut kepada Ibu Kasi bersama segenap pengurus dan anggota FKDT Kab. Bantaeng yang begitu sangat peduli untuk terus memajukan pendidikan Diniyah Takmiliyah di Kab. Bantaeng ini, meskipun sangat minim sekali dari segi penganggaran.
Akhirnya Kakan Kemenag berharap semoga PORSADIN III tingkat Kab. Bantaeng ini dapat melahirkan santri-santri Diniyah yang berprestasi di bidang Olagraga dan Seni yang nantinya akan mewakili Bantaeng di tingkay Provinsi bahkan di tingkat Nasional. Harap Kakan Kemenag.
Kepada Bapak Kepala Kantor Kemenag Bantaeng, Kasi PD Pontren dalam laporannya juga berharap agar kiranya Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren kedepan juga mendapat tenaga pengawas. Harap H. Wahni
Lanjut H. Wahni, bahwa santri yang keluar sebagai Juara I dalam Porsadin Tingkat Kab. Bantaeng ini nantinya akan berhak mewakili Kab. Bantaeng pada PORSADIN tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang akan digelar di Makassar tanggal 5-6 Agustus 2017 mendatang. Demikian Laporan Kasi PD Pontren.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Seksi PD Pontren bersama segenap jajarannya atas terselenggaranya kegiatan PORSADIN ini.
"Kalau melihat anak-anak Santri Diniyah, saya teringat kampung halaman, karena saya juga dulu waktu kecil sekolah diniyah, sikola arab namanya". Tutur Kakan Kemenag.
"Pulang dari sekolah hanya makan tanpa sempat baring-baring terus kembali lagi ke sekolah untuk ikut sekolah diniyah atau Sikola Ara' itu". Kenangnya.
Bersama istri, beliau mengaku juga pernah mendirikan dan membina sekolah diniyah waktu di Kampung dulu.
Sehubungan dengan Diniyah Takmiliyah ini, Kakan Kemenag menyadari sebagaimana yang diutarakan oleh Ibu Kasi dalam laporannya tadi bahwa Pendidikan Diniyah Takmiliyah di Kementeriam Agama ini masih mendapat porsi yang sangat kecil sekali dari segi anggaran, dibanding dengan Pendidikan Madrasah maupun Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Untuk itu beliau sangat salut kepada Ibu Kasi bersama segenap pengurus dan anggota FKDT Kab. Bantaeng yang begitu sangat peduli untuk terus memajukan pendidikan Diniyah Takmiliyah di Kab. Bantaeng ini, meskipun sangat minim sekali dari segi penganggaran.
Akhirnya Kakan Kemenag berharap semoga PORSADIN III tingkat Kab. Bantaeng ini dapat melahirkan santri-santri Diniyah yang berprestasi di bidang Olagraga dan Seni yang nantinya akan mewakili Bantaeng di tingkay Provinsi bahkan di tingkat Nasional. Harap Kakan Kemenag.