Tator (Inmas Bantaeng) - Dalam rangka temu tokoh agama dan masyarakat se Sulawesi Selatan bersama staf khusus Menteri Agama RI di Lembang Lempe, Lolai (Negeri di Atas Awan) Kab.Toraja Utara, Kepala Kantor Kemenag Kab. Bantaeng H. Muhammad Yunus bersama seluruh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/ Kota se Sulsel menghadiri acara di maksud (Sabtu, 21/4).
Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan Rapat Kerja Tahun 2018 lima Kabupatan se Sulawesi Selatan di Kab.Tana Toraja.
Raker diikuti para Kepala Kantor Kemenag, pejabat Eselon IV, serta para Kepala Madrasah dan Kepala KUA dari 5 Kabupaten dimaksud antara lain Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Jeneponto, dan Kota Makassar.
Tampak hadir Kakanwil Kemenag Sulsel H. Abd. Wahid Tahir serta Kabag Humas Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag RI Rosidin.
Hadir sebagai narasumber, Staf khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Informasi Hadi Rahman. Hadi mengingatkan para peserta agar istiqamah tetap semangat dan bekerja sesuai regulasi. Hadi mengingatkan pula pentingnya mengimplementasikan agenda dan program kerja yang telah dirumuskan bersama dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2018, salah satunya terkait realisasiPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
“PTSP harus dioperasionalkan dengan baik sebagai bentuk aplikasi dari misi gagasan pelayanan prima di Kemenag,” terangnya.
“Era digital telah melahirkan umat digital (generasi milenial). Ini menjadi tantangan baru ASN Kemenag untuk mencarikan solusi dan layanan terbaik bagi generasi seperti ini,” sambungnya.
Sejalan dengan itu, Hadi Rahman menyampaikan sembilan pesan sebagai berikut:
1. Asah dan tingkatkan sense of crisis (kepedulian terhadap situasi dan kondisi yang berpotensi menumbuhkan bibit-bibit konflik)
2. Tingkatkan kemampuan membaca kebutuhan public. Hal ini perlu dijabarkan dalam rumusan dan program kerja
3. Aparatur Kemenag harus bisa menjadi teladan dalam penguatan nilai integritas. Ini harus dimulai dari pimpinan
4. Aparatur Kemenag harus melek IT dan media
5. Aparatur Kemenag harus menjadi humas yang baik bagi institusinya masing masing.
6. Aparatur Kemenag harus memahami generasi millenial.
7. Aparatur Kemenag harus taat azas agar tidak salah langkah
8. Aparatur Kemenag harus menjadi sinergi dengan stakeholder, internal maupun eksternal
9. Jaga kesetiaan dengan NKRI. Bingkai nilai-nilai keindonesiaan dengan nilai-nilai lokalitas yang penuh kebijakan dan kemanusiaan sebagai filter dari penetrasi budaya luar.