Dalam Kultumnya, Ust. Halim mengutip do'a Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Qur'an Surat Ibrahim 14: Ayat 35 sebagai berikut:
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّـعْبُدَ الْاَصْنَامَ
wa iz qoola ibroohiimu robbij'al haazal-balada aaminaw wajnubnii wa baniyya an na'budal-ashnaam
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala." (QS. Ibrahim 14: Ayat 35)
Do'a Nabi Ibrahim ini berisi permohonan agar keturunannya mendirikan salat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekkah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur.
Doa Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan oleh Allah sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Doa tersebut dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ke hadirat Allah SWT sesudah selesai membangun Ka'bah bersama puteranya Ismail di dataran tanah Mekkah yang tandus.
Hikmah yang dapat dipetik dari ayat ini menurut Ust Halim adalah bahwa ternyata Nabi Ibrahim AS itu adalah seorang negarawan. Beliau selalu memikirkan bagaimana supaya tercipta keamanan dan kedamaian di negerinya, beliau selalu memikirkan bagaimana mengantarkan sebuah negeri menjadi Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur yaitu sebuah negeri yang subur dan makmur, adil dan aman.
Dan memang sudah sepatutnyalah seorang pemimpin memikirkan seperti itu, karena hanya dengan situasi yang aman dan nyamanlah kita dapat menjalani kehidupan ini dengan baik serta beribadah dengan sempurnah kepada sang Khaliq.
Semoga ini dapat menginspirasi bagi kita semua, terutama bagi pemimpin-pemimpin kita dan cita-cita sebuah negeri Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur itu betul-betul dapat kita raih. (mhd)