Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Tahapan perjalanan ibadah haji musim haji tahun 1439 H / 2018 M sudah dimulai, Kloter pertama embarkasi UPG (Makassar) telah diberangkatkan beberapa hari yang lalu dan baru saja kloter 9 Kab. Sinjai yang bergabung dengan Makassar dan Maluku Utara diterbangkan dini hari tadi pada pukul 01.00 wita (Senin, 23 Juli 2018).
Sementara untuk 186 JCH Kab. Bantaeng yang akan bergabung dengan 264 JCH Kab. Takalar pada Kloter 15 akan terbang menuju Madinah Almunawwarah pada hari Sabtu tanggal 28 Juli 2018 pukul 00.45.wita dini hari.
Tak banyak yang tahu bahwa dari 186 JCH Kab. Bantaeng ini ternyata ada seorang diantaranya yang berprofesi sebagai seorang tukang becak, sebuah profesi yang boleh dikata cukup jauh dari kata mampu sebagai salah satu syarat atas perintah berhaji yang diwajibkan Allah SWT atas hambanya bukan..?
Namun tidak demikian dengan Syamsuddin Bin H. Cago yang selama kurang lebih 9 tahun yang lalu berprofesi sebagai tukang becak dan telah mendaftarkan dirinya untuk berangkat haji melalui Seksi PHU Kantor Kemenag Bantaeng pada tahun 2009 yang lalu bahkan sempat tertunda karena harus membiayai kakaknya yang mau jadi TKI di Jepang waktu itu.
Menurut keterangan salah seorang tetangga beliau yang juga merupakan teman sekolah semasa SMP, Hj. Sahra Rahman, Syamsuddin bin H. Cago yang beralamat di Beloparang Kel. Bonto Lebang. Kec. Bissappu, tepatnya di belakang Kantor Camat Bissappu ini memang berprofesi sebagai tukang becak seperti yang disampaikan, selama kurang lebih 9 tahun yang lalu hingga menikah dengan gadis asal sengkang kurang lebih 7 tahun yang lalu dan saat ini keduanya sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang baru masuk kelas 1 SD.
Setelah menikah, lanjut Hj. Sahra, Syamsuddin punya profesi baru sebagai petugas retribusi wisata budaya Daeng Toa Pakkalimbungan, karena kebetulan tanah yang dilewati menuju tempat wisata tersebut adalah tanahnya sehingga dialah yang diberikan wewenang oleh Pemda untuk mengurusinya sampai sekarang.
Dan menurut penuturan H. Sahra yang juga ASN Kemenag Bantaeng ini, selama beberapa tahun terakhir, Syamsuddin sudah tidak aktif lagi mengayuh becak, tapi tinggal mengolah kebun warisan orang tuanya serta menjadi petugas retribusi.
Jadi menurut Hj. Sahra, kemungkinan waktu mendaftar haji dulu adalah murni dari mengayuh becak, tapi pelunasannya mungkin sudah campur dengan hasil lainnya baik dari profesi barunya sebagai petugas retribusi maupun dari hasil kebun warisan orang tuanya itu. Jelas Hj. Sahra