Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Bertempat di Gedung Balai Kartini Kab. Bantaeng, Ikatan Guru Raodhatul Athfal (IGRA) Kab. Bantaeng menggelar acara Pelepasan Anak Didik Raodhatul Athfal (RA) se Kabupaten Bantaeng Tahun Pelajaran 2017/2018. (Rabu, 4/7/2018).
Erli Ernawati (Guru RA Perwanida Bonto-Bontoa) sebagai Ketua Panitia melaporkan, sebanyak 200 anak didik dari 12 RA se Kab. Bantaeng dilepas pada tahun ajaran 2017/2018 ini.
Lebih lanjut Erli menyampaikan kepada segenap tamu dan undangan bahwa hingga saat ini tercatat sebanyak 56 orang guru yang mengabdi pada jenjang Pendidikan ini, dimana 14 diantaranya sudah berstatus PNS, 10 orang dari Kemenag Bantaeng dan 4 orang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bantaeng, sementara 43 orang lainnya masih berstatus GTY.
Untuk itu Erli berharap pemerintah dapat memperhatikan nasib teman-temannya yang masih berstatus Non PNS ini untuk dapat juga diangkat menjadi PNS. Harapnya.
Hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng H. Muhammad Yunus, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bantaeng yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Dikbud bapak H. Muh. Basri, Kasubag Tata Usaha Kantor Kemenag Bantaeng, Bapak H. Muh Ahmad Jailani, Pengawas Madrasah, serta para orang tua anak didik.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bantaeng dalam sambutannya menyampaikan selamat dan sangat merespon acara yang diinisiasi oleh Ikatan Guru Raodhatul Athfal Kab. Bantaeng ini.
Lebih lanjut H. M. Basri mengajak kepada semua pihak, para guru RA dan para orang tua untuk bersama-sama memperhatikan perkembangan dunia pendidikan di jenjang RA/TK ini.
"Meskipun dalam dunia kependidikan saat ini khususnya di Kab. Bantaeng belum menjadikan TK/RA sebagai prasyarat untuk masuk pada tingkatan SD, namun saya berharap semua pihak terutama para guru RA/TK ini untuk turut memberikan kontribusi dalam membentuk watak dan karakter anak didik melalui pendidikan berbasis pengembangan karakter". Tuturnya
Sementara itu, senada dengan Sekretaris Disdikbud Kab. Bantaeng, Kepala Kantor Kemenag Bantaeng bapak H. Muhammad Yunus dalam sambutannya menambahkan bahwa dari sekian banyak model pendidikan, RA atau TK merupakan jenjang yang paling memegang peran penting dalam membentuk karakter anak didik melalui guru-guru nya yang sangat luar biasa.
Namun, lanjut Kakan Kemenag, bahwa pendidikan itu berkaitan dengan karakter yang akan dibentuk, sehingga sebesar apapun pendidikan yang kita tanamkan kepada anak didik tanpa ditunjang keteladanan dari orang tua di rumah, maka yakin dan percaya semua itu akan sia-sia.
Untuk itu Kakan Kemenag berharap, apa yang diajarkan oleh guru-guru di RA/TK bisa ditindakjantuti oleh orang tua di rumah melalui keteladanan dalam bersikap dan berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana mungkin anak-anak bisa rajin Shalat berjamaah di Masjid misalnya, jika orang tuanya di rumah malas ke Masjid, bagamana mungkin anak bisa bersikap baik dan bertutur sopan, jika orang tua di rumah tak memberikan teladan. Tambahnya.
Tantangan di masa sekarang ini menurut Kakan Kemenag adalah bagaimana membentuk karakter anak ditengah gempuran informasi dan globalisasi tanpa batas. Disini dibutuhkan peran aktif para orang tua di rumah dalam menanamkan pendidikan Karakter itu, karena dari mana lagi diperoleh pendidikan karakter itu jika orang tua di rumah tidak ada keteladanan. Tambahnya lagi.
Oleh karena itu, Kakan Kemenag mengajak kepada para orang tua anak didik, "Marilah kita didik anak-anak kita dengan keteladanan".
Akhirnya, Kakan Kemenag menyampaikan apresiasinya atas segala dedikasi yang telah diberikan oleh ibu-ibu guru dalam menggembleng anak-anak didiknya.
Dari pengalaman sebagai seorang mantan pendidik mulai dari TK hingga ke Perguruan Tinggi, Kakan Kemenag Bantaeng mengungkapkan bahwa yang paling berat adalah mendidik anak-anak pada jenjang TK/RA ini. Tutupnya.