"Senyum saja ada yang asli dan ada juga yang palsu, apalagi berupa benda misalnya sapatu, meskipun warna dan bentuknya sama tapi ada yang cepat rusak dan ada yg tahan lama yang membedakan adalah kwalitasnya itulah Aspal." Tambahnya.
Menurut penyuluh Fungsional KUA Kecamatan Bantaeng yang dijuluki Ustadz Kecil ini, Ketaqwaan seseorangpun berbeda kwalitasnya untuk mengukur ketaqwaan seseorang diantaranya ada empat hal:
- Kemampuan untuk menafkahkan sebahagian harta di jalan Allah. sangat banyak orangkaya tapi kemampuan menafkahkan harta di jalan Allah kurang.
- Kemampuan untukmenahan amarah, bukankah dalmhidup ini sering kita temukan hal_hal yg mempengaruhi emosi kita baik di media sosial maupun dl kehidupan nyata. nah untukmengukur kwalitas ketaqwaan kita apakah kita mampu menahan alarah kita atau tidak.
- Kemampuan memaafkan kesalahan orang lain, tidak selamanya sahabat kita bisa benar terus menerus, bahkan banyak orang yang sengaja mengejek kita, menghina kita, memfitnah kita, mengejek kita, hanya yang memiliki kemampuan untuk memaafkan yang bisa merasakan ketenangan hidup.
- Kemampuan memilih yang terbaik, di medsos banyak pilihan, di TV banyak chanel pilihan, mampukah kita memilih yang terbaik?..
Ustadz kecil kemudian menceritakan sebuah kisah tentang Abu Musa Al Kasim seorang ulama terkenal pada usia tuanya hampir seluruh kebutuhannya dibantu oleh seorang budak, disuatu subuh Abu Musa meminta diambilkan air untuk berwudhu tapi karena ngantuk embernya tertumpah dan membasahi pakaian Abu Musa.
Merah muka beliau dan matanya berkaca-kaca pertanda sangat marah tapi budak itu membacakan ayat walkazimiinal gais, orang yang mampu menahan amarahnya, wal afiina aninnaas, yang mampu mamaafkan orang lain, wallaahu yuhibbul muhsinin sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan dengan ayat ini Abu Musa tersenyum dan membebaskan budak itu sebagai ucapan terima kasih.. terima kasih. (azs/mhd)