Makassar (Inmas Bantaeng) - Dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, Phd, pada hari Kamis, 11 April 2019, kegiatan Rapat Kerja Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD. Pontren) Kanwil Kemenag Prov. Sulsel yang digelar di Hotel Kenari Tower Makassar diikuti sebanyak 80 orang peserta yang terdiri dari para Kepala Seksi baik di lingkup Kanwil maupun di jajaran Kantor Kemenag Kabupaten Kota se Sulsel.
Selain itu, Rakor yang akan berlangsung selama 3 hari yakni (11 – 13 April 2019) ini
juga diikuti oleh Puluhan Pimpinan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Sulsel, dan sejumlah pelaksana pada Bidang dan Seksi PD. Pontren se Sulsel.
Dalam laporannya, Kepala Bidang PD. Pontren Kanwil Kemenag Sulsel H. Fathurrahman melaporkan bahwa Tujuan Raker ini dilaksanakan guna Reevaluasi hasil hasil kegiatan pada tahun 2018 dan untuk memantapkan program kerja PD. Pontren Sulsel di tahun 2019 ini , serta menyusun kembali rencana Kerja untuk tahun 2020 mendatang yang outputnya adalah untuk Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang PD. Pontren.
Sementara itu, Prof. Kamaruddin Amin dalam Arahannya memaparkan bahwa Manusia saat ini hidup di dua dunia yakni Dunia Virtual atau Digital dan Dunia Realitas, dan pola interaksinya sangat massif dan dinamis sehingga pola hidup seperti ini sangat rentan dengan implikasi negatif khususnya yang terkait dengan perubahan perilaku sosial masyarakat, meskipun memiliki banyak sekali dampak positif, karenanya interaksi di ruang publik di alam virtual ini harus dikuasai oleh generasi yang memiliki basis pendidikan agama yang berbasis nilai moralitas sehingga kontestasi Dialektika yg ada di dunia virtual bisa dimenangkan dan outputnya akan memberikan pengaruh positif di tengah umat dan masyarakat.
Lebih lanjut Dirjen Pendis membeberkan bahwa salah satu penyebab tumbangnya Negara negara di Jazirah Arab sana yg dikenal dengan istilah “Arab Spring” salah satunya karena Ulama dan Cendekia mereka terlalu larut mengabiskan waktunya berkutat di lingkungan kampus dan meja akademik saja, sehingga Area publik bagi umat kosong dan diisi oleh kelompok yang memiliki kepentingan negatif yang tidak segan segan menggunakan bungkus agama sebagai alat propagandanya.
"Karenanya, kita di Indonesia yang dikenal memiliki watak beragama yang tawasuth, tasammuh, dan washatiyah (moderat) harus mewaspadai gejala global ini sehingga pertahanan terhadap ajaran umat kita di indonesia kuat secara ideologis, dengan system pendidikan keagamaan yang Inklusif dan berbasis nilai-nilai Pluralitas sebagaimana yang telah diterapkan sejak dahulu oleh Lembaga pendidikan keagamaan oleh ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, NW, Persis, dan sebagainya". Paparnya
"Pertahankan, Bangun dan kembangkan kembali budaya membahas dan menghaji kitab kitab klasik Islam (turats) yang menjadi tradisi keilmuan pesantren yang berbasis tafaqqahuu fiddin. Pesantren adalah islamic base civil society yang menjunjung tinggi keragaman nilai yang hidup di masyarakat" Pintanya.
Dirjen Pendis Yakin bahwa Pondok Pesantren akan terus maju dan berkembang dan bisa berkontribusi Besar Terhadap perkembangan kemajuan bangsa negara dan agama, Pondok Pesantren diharapkan oleh umat untuk mengembangkan, mempertahankan dan merawat corak Islam di Indonesia, Harapnya menutup Arahannya.
Raker ini juga menghadirkan Nara sumber lainnya, antara lain Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel, Kabid PD. Pontren, Kasubag Perencanaan Kemenag RI serta Kasubag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Sulsel.
Dalam kesempatan ini, Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng dihadiri oleh Kepala Seksi PD Pontren Dra. Hj. St. Wahni, M.Pd bersama staf serta perwakilan pimpinan pondok dan MDT. (rls)