Buka Pemilihan Penyuluh Teladan, Kakan Kemenag Berharap Penyuluh Tidak Hanya Hasilkan Output Tapi Juga Outcome

Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Tugas Penyuluh Agama Islam yang langsung terjun di tengah-tengah masyarakat  merupakan tugas terberat, karena seorang penyuluh tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam bertutur kata tetapi dituntut pula menjadi teladan bagi umat.

Untuk itu seorang penyuluh agama Islam harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya memiliki wawasan keagamaan dan wawasan kebangsaan yang memadai dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang agamais, nasionalis, beriman bertaqwa, berakhlaqul Kharima dan berbudi pekerti yang luhur.

Sehubungan dengan itu Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng melalui Seksi Bimas Islam melaksanakan Pemilihan Penyuluh Teladan PNS dan Non PNS tingkat Kab. Bantaeng Tahun 2019.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng selama 1 hari ini diikuti sebanyak 40 orang peserta yang terdiri dari 16 orang Penyuluh PNS dan 24 orang penyuluh Non PNS.


Lomba Penyuluh Teladan tingkat Kab. Bantaeng dibuka langsung oleh bapak Kepala Kantor Kemenag Bantaeng Dr. H. Muhammad Yunus, M.Ag didampingi Kepala Seksi Bimas Islam Drs. H. M. Ribi, MM dan Ketua Pokjaluh Kemenag Bantaeng Drs. Sulaiman. (Rabu, 29/5/19).

Dalam sebutannya Kakan Kemenag Dr. H. Muhammad Yunus berharap para penyuluh agama Islam Kemenag Bantaeng ini dapat mengembangkan metode atau model kepenyuluhannya, tidak hanya melulu dengan menggunakan metode caramah, karena menurutnya ada fenomena yang berkembang saat ini bahwa masyarakat sudah mulai bosan atau sudah muai jenuh diceramahi.

"Pengalaman saya di hampir semua masjid yang saya tempati berceramah atau berkhutbah dan ini juga mungkin sering bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian jumpai, ketika naik ke mimbar, sering kita jumpai kertas yang bertuliskan "ceramah atau khutbah maximal 15 menit", meskipun tentunya tidak semua mesjid begitu, tapi menurut saya fenomena ini merupakan tanda-tanda bahwa masyarakat saat ini sudah mulai jenuh atau bosan diceramahi lama-lama". Tutur Kakan Kemenag.

"Untuk itu saya sangat berharap kepada para penyuluh baik PNS maupun Non PNS untuk lebih mengembangkan metode kepenyuluhannya agar masyarakat dapat lebih tertarik mengikuti atau menghadiri bimbingan penyuluhan kita". Tuturnya lagi

Kakan Kemenag kemudian mencontohkan beberapa penyuluh yang menurutnya sangat kreatif dan patut untuk dicontoh dalam mengembangkan metode kepenyuluhannya.

"Ada beberapa metode yang dapat kita kembangkan dalam rangka tetap menjaga minat masyarakat untuk mengikuti program kepenyuluhan kita, seperti yang dilakukan oleh Penyuluh Kecamatan Bantaeng Ustadz Azis Lallo, S.Ag di rumahnya yang kerap menampung aspirasi dan curhatan saudara-saudara kita yang sedang berada di persimpangan, demikian juga kreasi-kreasi yang ditampilkan oleh Penyuluh Pa'jukukang Ibu Linda dalam menampung aspirasi remaja-remaja pada kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami dan tentunya masih banyak lagi metode-metode lainnya dari penyuluh-penyuluh lain yang dapat dikembangkan". Tambahnya.

Lebih lanjut Kakan Kemenag menyebutkan bahwa saat ini seorang Penyuluh tidak hanya dituntut untuk dapat memberikan output akan tetapi juga outcomenya di masyarakat bahkan lebih jauh dari itu, masyarakat diharapkan dapat memperoleh benefitnya.

"Masyarakat dapat memahami apa yang kita sampaikan itu adalah output, tapi bagaimana mereka dapat mengimplementasikan dalam kehidupannya itu adalah outcomenya, dan inilah yang diharapkan bahkan lebih jauh daripada itu, masyarakat diharapkan mendapat benefit atau manfaat yang lebih luas dari kegiatan bimbingan dan kepenyuluhan yang kita berikan". Tutupnya. (mhd).