Dapoko, (Humas Bantaeng) - Kepala Kantor Kemenag Bantaeng H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag beserta ibu Ketua DWP Kemenag Bantaeng Hj. St. Hasnah Yunus pagi tadi (Kamis 19 Mei 2016) menghadiri Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Ponpes As'adiyah Dapoko Kec. Eremeresa Bantaeng pimpinan KM. Hamzah Israil, S.PdI, MA.
Peringatan Isra' Mi'raj yang dirangkaikan dengan Wisuda / Penamatan Santri Ponpes As'adiyah Dapoko ini juga dihadiri oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Keuangan Setda Bantaeng H. Bakhtiar Karim mewakili Bupati Bantaeng, disamping itu hadir pula 2 legislator Provinsi Sulsel asal Kab. Bantaeng yakni Bapak Anas Hasan, SH dari Fraksi Gerindra dan Ibu Dra. Hj. A. Sugiarti Mangung Karim, M.Si dari Fraksi PPP serta segenap tamu dan undangan lainnya diantaranya Kabag Kesra Drs. M. Saeruddin, M.Si, Camat Eremerasa Irfan Fajar, S.Sos, Kapolsek Eremerasa Bapak Suardi, serta sejumlah Kepala Desa di lingkungan Kec. Eremerasa.
Kakan Kemenag Bantaeng yang baru saja usai menghadiri 2 kegiatan sebelumnya yakni Pembukaan Kegiatan Pembinaan Hisab Rukyat dan Penyelenggaraan Jenazah Tingkat Kab. Bantaeng di Gedung PGRI yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Syariah, dan Pelantikan/Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bantaeng dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kab. Bantaeng Periode 2015-2020 di Balai Kartini dalam kesempatan kali ini juga bertindak sebagai pembawa hikmah Isra' Mi'raj.
H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag dalam Hikmah Isra' Mi'raj yang dibawakannya mengambil potongan ayat dalam Surah Al-Israa yakni: "Subhanallah" sebagai judul ceramahnya kali ini. "Hikmah Isra' Mi'raj sebenarnya sudah banyak di paparkan oleh pembicara sebelumnya, mulai dari laporan Ketua Panitia, sambutan Pimpinan Pondok Pesantren dan sambutan Asisten III Bidang Administrasi & Keuangan Setda Bantaeng mewakili Bupati, jadi saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar lagi, mengingat waktu juga sudah menunjukkan pukul 12, sebentar lagi Adzan Dhuhur, maka judul yang saya ambil cukup singkat saja yakni "Subhanallah" yang saya ambil dari permulaan surah Al-Israa yang berarti Maha Suci". Demikian H. Muhammad Yunus mengawali ceramahnya.
Sebagai sosok yang sangat konsekwen dengan waktu, H. Muhammad Yunus mengakhiri ceramahnya yang tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek, karena beliau mengaku kasian kepada ibu-ibu kalau terlalu panjang atau juga terlalu pendek, "karena kalau terlalu panjang nanti ibu-ibu tidak maumi lagi dengar ceramah, karena cape lama skali duduk":. Demikian H. Muhammad Yunus mengakhiri ceramahnya yang disambut tawa oleh para hadirin.
Dalam Wisuda santri Ponpes As'adiyah Dapoko yang terdiri dari 80 santri tingkat MTs dan 38 santri tingkat MA tersebut, panitia yang diketuai oleh A. Rahmat AB (Kr. Dode) yang juga sebagai Ketua Komite Pondok Pesanten tak lupa melakukan lelang dana kepada para tamu dan undangan atas proses pembangunan asrama santri yang saat ini baru tahap pengerjaan pondasi dan alhasil menurut keterangan panitia terkumpul dana kurang lebih Dua Ratus Juta dari para tamu dan undangan yang hadir.
Setelah semua rangkaian acara Peringatan Isra' Mi'raj dan Wisuda santri selesai, acara ditutup dengan mengajak para tamu dan undangan untuk melihat-lihat situasi Pondok Pesantren secara langsung baik sarana dan prasarananya yang menurut laporan pimpinan pondok KM. Hamzah Israil, jumlah santri Ponpes As'adiyah Dapoko saat ini adalah kurang lebih 400 orang sedang kapasitas asrama yang ada saat ini hanya bisa menampung kurang lebih 160 santri yang terdiri dari asrama putri dengan kapasitas 100 orang dan asrama putra berupa Rusunawa bantuan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat hanya bisa menampung maksimal 60 orang, jadi baru sekitar 40% santri yang bisa ditampung untuk mondok, selebihnya sekitar 60% atau 240 orang lebih terpaksa pulang kerumah masing-masing usai jam pelajaran sekolah, sehingga metode Boarding School belum dapat diterapkan secara maksimal. dan perbedaannya sangat jelas antara santri yang mondok dan santri yang pulang kerumah terutama dari segi pembinaan mental dan akhlaknya maupun dari segi hafalannya bagi santri tahfidz, karena santri yang mondok akan mendapat perhatian dan pembinaan penuh selama 1 x 24 jam dari para pembina, sementara bagi yang pulang, perhatian dan pembinaan dari para guru dan pembina pondok tentulah tidak maksimal. Tutur KM. Hamzah Israil.