Kisahkan Perintah Berkurban Kepada Nabi Ibrahim, Putra Mantan Ka Kandepag Bantaeng Ini Pukau Jemaah Ied

Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Disaat seluruh jemaah haji asal Kabupaten Bantaeng tengah bergerak menuju Muzdalifah di Arab Saudi usai melaksanakan puncak prosesi ibadah haji yaitu wukuf di Padang Arafah, ribuan masyarakat Kab. Bantaeng tengah berbondong-bondong menuju lapangan pantai Seruni Kab. Bantaeng guna melaksanakan shalat Idul Adha, (Ahad, 10 Dzulhijjah 1440 H/ 11 Agustus 2019 M).

Bertindak sebagai Imam dalam pelaksanaan Shalat Ied kali ini yakni Ustadz H Rusdiawan, salah seorang pengasuh pada Pondok Pesantren DDI Mattoanging Bantaeng yang juga mantan Qari terbaik Kab. Bantaeng yang kerap menjadi anggota Dewan Hakim MTQ tingkat Provinsi Sulsel, sedangkan Khutbah Ied diantarkan oleh Dosen Universitas Negeri (UIN) Makassar, Ustadz Dr. Achmad Musyahid Idrus.


Turut menunaikan shalat ied bersama segenap masyarakat Kab. Bantaeng di lapangan pantai seruni antara lain Wakil Bupati Bantaeng, H Sahabuddin bersama unsur Forkopimda yakni Kapolres Bantaeng, Adip Rojikan, Dandim 1410 Bantaeng, Nanang Siswoko, Kajari Bantaeng, Johan Iswahyudi, Sekda Bantaeng, Abdul Wahab, Kakan Kemenag Bantaeng Dr. H. Muhammad Yunus, dan sejumlah pejabat lingkup Pemkab Bantaeng serta jajaran Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng, sementara Bupati Bantaeng Shalat Ied bersama masyarakat di Kec. Tompobulu.

Khatib Ied yang juga adalah putra mantan Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Bantaeng H.M. Idrus Makkawaru, tampil memukau dengan materi khutbahnya yang ilmiyah namun sangat kental dengan nuansa kearifan lokalnya yang mengisahkan tentang perintah berkurban kepada Nabi Ibrahim AS atas putranya, Nabi Ismail AS.

Sang Doktor yang merupakan putra asli daerah Bantaeng ini tampak begitu fasih dan lugas menyampaikan materi khutbahnya dalam bahasa daerah konjo Makassar khas Bantaeng, sehingga jemaah begitu terkesima menyimak kisah terkait Nabi Ismail yang hendak disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah SWT. 

Dari kisah yang dituturkan Dr. Musyahid Idrus tersebut, dijelaskan mengapa Nabi Ibrahim AS dijuluki Khalilullah atau Kekasih Allah, tak lain karena Nabi Ibrahin lebih mengutamakan perintah Allah daripada perintah selain-Nya.

Malaikat yang diutus untuk menguji Nabi Ibrahim pun takjub dengan tingkat Keimanan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya yang lama dinantikan kelahirannya untuk disembelih atas perintah Allah SWT.

Tidak terasa matapun berkaca-kaca ketika mendengar kisah Nabi Ismail yang rela dan ikhlas disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim, atas perintah Allah SWT dan karena keteguhan hati dan ketaatan mereka berdua lah sehingga Allah menebus Ismail dengan sembelihan yang besar, yang hingga saat ini diabadikan oleh umat Islam sebagai ibadah kurban. (mhd).