Seksi Penmad Kemenag Bantaeng Gelar Rakor Secara Maraton

(Humas Kemenag Bantaeng) - Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng melalui Seksi Pendidikan Madrasah baru-baru ini menggelar Rakor yang bertajuk Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kinerja Guru RA, MI, MTs dan MA Penerima TF Tahun 2015, di Aula Kantor Kemenag Bantaeng.

Acara yang melibatkan sebanyak 510 guru Madrasah Penerima Tunjangan Fungsional lingkup Kementerian Agama Kab. Bantaeng ini dilaksanakan secara maraton yaitu tanggal 21, 22, 25, 26 dan 28 September 2015 dengan nara sumber terdiri dari Kepala Kantor Kemenag Bantaeng H. Anwar Abubakar, S.Ag, M.Pd, Kasi Pendidikan Madrasah Drs. H. A. Muh. Baedawi, MM dan Pengawas Madrasah H. Marzuki, S.Ag, MM.

Menurut Kasi Pendidikan Madrasah H.A. Muh Baedawi, Rapat Koordinasi yang digelar Seksi Pendidikan Madrasah ini dilaksanakan selama 5 hari dimaksudkan supaya Rakor dapat berjalan lebih efektif mengingat jumlah guru yang diundang sebanyak 510 orang yang terdiri guru RA, MI, MTs dan guru MA penerima Tunjangan Fungsional. se Kab. Bantaeng.

Adapun Materi yang dibawakan oleh para nara sumber diatas adalah sebagai berikut:

- Kebijakan Kementerian Agama tentang Pendidikan pada Madrasah oleh Kakan Kemenag
- Penjelasan Tentang UUD No 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional oleh Kasi Penmad
- Penjelasan Tentang UUD No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen oleh Kasi Penmad
- PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru oleh Kasi Penmad
- Keputusan Dirjen Pendis No. 1022 Tahun 2015 Tentang Juknis Pemberian Subsidi Tunjangan Fungsional
   bagi Guru non PNS oleh Kasi Penmad
- Administrasi Pembelajaran oleh Pengawas Madrasah (H. Marzuki)



















Fenomena Lebaran Kembar

(Mahdi, Kemenag Bantaeng) – Fenomena yang sering terjadi di Indonesia dan mungkin di belahan dunia yang lain ketika Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha adalah ketika terjadi lebaran kembar.

Demikian pula Idul Adha 1436 H/2015 M kali ini, bagaikan taqdir yang tak dapat ditolak, Lebaran Kembar pun tak dapat dielakkan, dimana Pemerintah RI setelah melalui Sidang Itsbat telah menetapkan 1 Zulhijjah 1436 H jatuh pada hari Selasa tanggal 15 September 2015 sehingga Lebaran Idul Adha jatuh pada hari Kamis Tanggal 24 September 2015, sementara salah satu Ormas terbesar di negeri ini sebutlah Muhammadiyah jauh sebelumnya melalui Maklumat PP Muhammadiyah tanggal 28 April 2015 telah menetapkan Idul Adha 1436 H  jatuh pada hari Rabu tanggal 23 September 2015.
Penetapan Hari Raya Idul Adha 1436 H oleh Pemerintah RI kali ini senada dengan Pemerintah Arab Saudi yang telah menetapkan pelaksanaan Wukuf jatuh pada hari Rabu, 23 September 2015, dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 24 September 2015. Keputusan ini diambil Pemerintah Arab Saudi setelah Lembaga Pemantau Hilal Kerajaan melakukan pengamatan terhadap peredaran bulan. Dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu, 13 September 2015, hilal sebagai tanda jatuhnya 1 Zulhijjah 1426 Hijriah belum terlihat. sehingga Pemerintah Arab Saudi menggenapkan bulan  Zulkaedah 30 hari dan menetapkan 1 Zulhijjah jatuh pada hari Selasa, 15 September 2015.

Kontroversi pun bermunculan, bahkan di tubuh Persyarikatan Muhammadiyah sendiri pun sempat muncul Maklumat Pimpinan Daerah setempat yang isinya bertentangan dengan Keputusan Pimpinan Pusat sehubungan dengan Penetapan Hari Raya Idul Adha 1436 H, meskipun kemudian disusul dengan Maklumat baru yang menggugurkan Maklumat sebelumnya dan kembali mengikuti titah Pimpinan Pusat.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa, secara personality warga persyarikatan maupun simpatisan mulai meragukan validitas metode hisab yang diyakini keakuratannya selama ini, apalagi muncul propaganda dari komunitas muslim lain bahwa Shalat Idul Adha yang dilaksanakan hari ini (Rabu, 23/9/15, red) bahkan mendahului wukuf di Arafah. Tak ayal jamaah hisab pun berkurang, masjid-masjid yang biasanya buka untuk menampung simpatisan Muhammadiyah kali ini tutup dan lebih memilih berlebaran ikut Pemerintah RI maupun Pemerintah Arab Saudi.

Tak ada yang salah dari Metode Hisab Hakiki yang dianut Muhammadiyah, hanya saja kebetulan penentuan Idul Adha Muhammadiyah kali ini berbeda dengan hasil pemantauan hilal pemerintah Arab Saudi. Pemerintah RI pun pernah di unfollow oleh banyak pendukungnya ketika hasil pengamatan hilal oleh Pemerintah RI berbeda dengan hasil pengamatan hilal di Arab Saudi, dan metode Hisab pun naik daun karena penetapan Idul Adha oleh Pimpinan Muhammadiyah waktu itu bertepatan dengan Idul Adha di Arab Saudi.

Dari Fenomena tersebut diatas, persoalan yang menjadi sentra permasalahan sebenarnya adalah adanya 2 metode penentuan awal bulan Hijriyah, yaitu metode Hisab dan Rukyatul Hilal, yang keduanya berlandaskan pada dalil yang kuat, namun perbedaan yang muncul kemudian akan menimbulkan egoisme dari para pendukung awamnya yang tanpa kita sadari akan berpotensi memecah belah ummat.

Jika saja ada semacam lembaga katakanlah MUI yang dapat menyatukan perbedaan yang muncul dari hasil keputusan kedua metode tersebut, niscaya Lebaran akan lebih Indah dan inilah Rahmat yang sesungguhnya





SK CPNS 32 Honorer K2 Kemenag Bantaeng Tuntas Diserahkan

(Humas Kemenag Bantaeng) - Seraut wajah bahagia terpancar jelas di muka para Honorer K2 Kemenag Bantaeng yang siang tadi menerima SK CPNS dari Kepala Kantor didampingi Ka Subag TU Kantor Kemenag Bantaeng. Betapa tidak, sebuah perjuangan dan penantian yang panjang penuh liku yang telah dilalui oleh saudara-saudara dan bapak-bapak kita yang telah lama mengabdikan dirinya kepada negara pada bidang pengabdian masing-masing kini tebayar sudah dengan adanya pengakuan secara hukum sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

Dirangkaikan dengan acara Rapat Koordinasi Lingkup Kantor Kemenag Bantaeng yang diantaranya membahas Sosialisasi PMA No. 45 Tahun 2014 tentang Perubahan atas PMA No.28 Tahun 2013 tentang Disiplin Kehadiran PNS dilingkungan Kementerian Agama, sebanyak 15 orang Honorer K2 Kemenag Bantaeng diundang untuk menerima SK CPNS secara simbolis di Aula Kantor Kemenag Bantaeng disaksikan oleh segenap undangan yang hadir yang terdiri dari semua Kepala Satker lingkup Kantor Kemenag Bantaeng.

Penyerahan SK CPNS kepada 15 orang Honorer K2 kali ini merupakan gelombang ke III setelah 2 gelombang sebelumnya, yaitu gelombang I sebanyak 8 orang dan gelombang ke II sebanyak 9 orang. Dari ke 32 orang penerima SK CPNS tersebut, sebanyak 11 orang berasal dari unsur Guru, 14 orang dari Penyuluh Agama Islam dan 7 orang unsur Staf Administrasi, dengan variasi umur antara 43 - 55 tahun.

Dengan bertambahnya 32 orang CPNS baru ini dengan demikian sampai dengan saat ini, menurut penyampaian Kepala Kantor Kemenag Kab. Bantaeng H. Anwar Abubakar, S.Ag, M.Pd, jumlah Pegawai di lingkup Kantor Kemenag Kab. Bantaeng kini berjumlah 371 orang.(mhd)
























Bantaeng Kalahkan Makassar dan Tana Toraja di Final Cerdas Cermat Porsadin II Sulsel

(Humas Kemenag Bantaeng) - Porsadin II Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 yang berlangsung tanggal 13 September 2015 di MAN II Model Makassar ditutup dengan melahirkan juara-juara yang siap diberangkatkan ke Porsadin II Tingkat Nasional di Provinsi Banten, tanggal 12-15 November 2015 mendatang.

Dari 4 Cabang Lomba yang diikuti oleh Kontingen Kab. Bantaeng, semua berhasil memperoleh juara, dan salah satunya berhak untuk mewakili sulsel di ajang Porsadin II tingkat Nasional yaitu cabang Lomba Cerdas Cermat.

Regu Cerdas Cermat yang berasal dari DTA Darul Ilmi SD No. 9 Lembang ini, berhasil mengalahkan Makassar dan Tana Toraja di Babak Final, dengan urutan Bantaeng sebagai Juara I, Makassar juara II dan Tana Toraja Juara III.

Untuk cabang Puisi Islami, Bantaeng berhasil meraih juara II untuk Putra dan Juara Harapan I untuk Putri, sementara dari cabang Lomba Pidato Bahasa Indonesia, Bantaeng mendapat juara III Putra, sedangkan dari cabang kontroversial Lomba Atletik, Bantaeng berhasil menyumbangkan perunggu untuk masing-masing cabang putra dan putri. (mhd)




















Cabang Atletik Porsadin II Diwarnai Hujan Protes Dari Para Official

(Humas Kemenag Bantaeng) - Panitia Pertandingan salah satu cabang lomba Porsadin II tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Cabang Atletik, menuai protes dari para offisial, pasalnya Kab. Jeneponto sebagai salah satu peserta lomba dicabang ini, ditengarai memalsukan dokumen pasertanya.

Hal itu diungkap oleh official tim Atletik dari Kab. Bantaeng H. Jabiruddin, S.Pd, M.A, yang diikuti oleh seluruh tim official lomba dari kebupaten lain setelah mengamati kejanggalan-kejanggalan yang terjadi sejak teknical meeting sampai saat pertandingan dimulai.

H. Jabiruddin saat teknikal meeting yang dipimpin oleh Ketua Panitia Porsadin II tingkat Sulsel Dr. H. Muhammad Qasim. M.Pd, yang juga Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah Kanwil Kemenag Sulsel, telah mengingatkan akan pentingnya integritas dan netralitas bagi para panitia dan tim juri/wasit setiap pertandingan. Selain itu mantan anggota DPRD Kab. Bantaeng yg juga sebagai praktisi dan pembina keolahragaan khususnya cabang Atletik di Kab. Bantaeng ini, menekankan pentingnya seleksi administrasi secara ketat dan teliti kepada para panitia lomba agar materi pemain yang lolos dan akan mewakili Sulsel di tingkat Nasional nanti betul-betul sudah memenuhi semua persyaratan yang di tetapkan dalam Juknis, terutama mengenai ketentuan umur.

Sebagai Kabupaten langganan Juara I lomba Atletik antar siswa/santri lembaga pendidikan keagamaan, menurut official Atletik dari Kab. Bantaeng ini, Jeneponto kerap kali mengirimkan atletnya yang secara kasat mata tidak memenuhi persyaratan batasan umur yang telah ditetapkan, namun anehnya selalu lolos dari seleksi administrasi.

Tak terkecuali pada Porsadin II tingkat Prov. Sulsel tahun 2015 ini, Kab. Jeneponto yang tidak hadir saat teknical meeting di aula MAN II Model Makassar ini kembali mengirimkan atletnya yang menurut pengamatan semua official dari kabupaten yang ikut cabang atletik ini, baik putra maupun yang putri utusan dari Kab. Jeneponto ini semuanya dicurigai telah lewat umur.

Ketegangan sempat terjadi di lapangan Hertasning tempat pelaksanaan lomba atletik ini, semua official dari kabupaten lain ramai-ramai mengajukan protes ke panitia lomba atas dugaan praktek kecurangan yang dilakukan oleh tim official cabang atletik dari Kab. Jeneponto ini, bahkan Kepala Seksi Sistem Informasi Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren, H. Mulyadi, SE, MM sebagai salah seorang penanggung jawab lomba setelah dihubungi Ka Kankemenag Takalar Dra. Hj. Adliah, MH yang sempat hadir di lokasi  mendampingi timnya "dipaksa" hadir di lokasi lomba untuk menengahi ketegangan yang terjadi, setelah menyaksikan dan memahami akar permasalahan beliau memerintahkan kepada panitia agar membawa dokumen atlet yang bersangkutan ke lokasi lomba untuk diadakan crosscek secara bersama atas keabsahan dokumen, namun official atletik dari Jeneponto Abd. Azis membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa semua dokumen yang diberikan ke panitia adalah sah dan bukan rekayasa dan ngotot tetap mengikutkan atlet yang yang telah dibawanya untuk beradu dilintasan lomba, meskipun setelah di lakukan interogasi langsung oleh salah seorang official mengenai nama orang tua dan lain-lain berdasarkan akte kelahiran dari dokumen atlet tersebut, jawaban sang atlet sungguh tidak sesuai dengan data yang tertera di akte.

Lomba sempat tertunda sekitar 3 jam dari jadwal, karena semua kabupaten sepakat menarik semua atlitnya untuk ikut betanding jika utusan dari Kab. Jeneponto tersebut tetap diikutkan, namun setelah selesai shalat Dhuhur, atas kebijakan dari H. Mulyadi yang memberikan solusi agar utusan dari jeneponto ini tetap ikut lomba dengan catatan, apabila setelah dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai keabsahan dokumen atlet dari Kab. jeneponto ini ternyata palsu atau dipalsukan, maka atlet tersebut akan di diskualifikasi, dan peringkat juara yang diraihnya nanti akan dinyatakan batal, mendengar keputusan dari Kepala Seksi Sistem Informasi Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Sulsel ini, akhirnya semua perwakilan dari 18 Kabupten peserta lomba atletik ini sepakat untuk melanjutkan lomba.

Alhasil dari pertandingan di cabang Ateltik ini, sesuai dugaan, Jeneponto menjuarai kedua cabang (putra & puti) dari Atletik ini, disusul oleh Kab. Bulukkumba (putra) dan Kab. Bantaeng menduduki juara III (putra) sedangkan untuk putri, juara II diduduki oleh atlet Maros dan Kab. Bantaeng kembali meraih juara III.(mhd)