Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Rasanya baru kemarin kita begitu bersemangat mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan.
Rasanya baru kemarin kita menghidupkan malam-malam kita dengan ibadah qiyamul lail dan tadarus Alqur'an.
Rasanya baru kemarin kita mengisi hari-hari selama bulan Ramadhan dengan berupaya mengoptimalkan semua ibadah.
Namun saat ini Ramadhan telah meninggalkan kita, padahal qiyamul lail kita belum lagi optimal, Tadarus Al-Quran kita belum lagi optimal, demikian pula dengan ibadah-ibadah lainnya, target-target yang kita pasang belum semuanya terlaksana. Dan kita tidak akan pernah tahu apakah kita masih dapat berjumpa dengan Ramadhan berikutnya.
Hari ini, Shalat Idul Fitri serentak digelar di seluruh Indonesia setelah sebelumnya Menteri Agama RI menetapkan 1 Syawal 1439 H jatuh pada hari Jum'at tanggal 15 Juni 2018.
Di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Shalat Idul Fitri dipusatkan di Lapangan Pantai Seruni dengan Khatib Bapak H. Muhammad Yunus, S.Ag, M.Ag, Kepala Kantor Kemenag Bantaeng dan Imam oleh Drs. H. M. Ribi, MM, Kepala MA. Ma'arif Panaikang Bantaeng.
Dalam kesempatan ini, bapak H. Muhammad Yunus menyampaikan khutbah berjudul "Menata Hari Esok Yang Lebih Baik"
Secara lengkap khutbah beliau dapat kita simak berikut ini:
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd.
Ma’asyiral Muslimin wal muslimat Rahimakumullah!
Hari ini Umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap kehambaan kita semua kehadirat Allah SWT, Syukur Alhamdulillah, kita dapat bertemu dengan Hari Raya yang mubarok ini.
Pentingnya bertakbir ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah: 185 yang berbunyi:
وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya)
Dengan takbir yang kita kumandangkan saat ini, kita juga meneguhkan dalam hati, bahwa Allah lah Dzat yang paling besar. Ketika takbir dikumandangkan saat berpuasa kita juga meneguhkan untuk mengecilkan pengaruh hawa nafsu dan mengagungkan kebesaran Allah di dalam sanubari kita. Lalu apa sebenarnya tujuan kita selalu takbir dalam kehidupan kita?
Hadirin rahimakumullah, Takbir mengajarkan kepada untuk senantiasa mengecilkan hal-hal duniawi yang sering kita besar-besarkan dalam kehidupan. Dalam keseharian kehidupan ini, harus diakui bahwa sering kita takbir dalam shalat namun diluar shalat kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan, jabatan dan status social lainnya. Diluar shalat kita masih dibanggakan dan diperbudak oleh nafsu dengan menurutinya melakukan maksiat di muka bumi
Kita sering takbir dalam shalat namun di kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat sering melupakan Allah SWT. Mulut kita bertakbir اَللهُ أَكْبَرْ namun hati ditutupi dengan rasa takabbur, bangga dengan ke-akua-an dan merasa paling penting, paling hebat dan paling segala-galanya.
Hadirin rahimakumullah, Siang dan malam kita mengumandangkan Takbir dalam ibadah, namun disisi lain kemaksiatan dan kedzaliman juga terus di lakukan dalam kehidupan. Ini boleh jadi karena ibadah sering dilakukan hanya sebatas menggugurkan kewajiban dan agar terlihat oleh orang lain untuk mendapatkan pujian. Kita menahan lapar dengan tidak mimun dan makan namun mungkin saja kita berbuka dengan makanan haram yang didapatkan. Nauzubillah
Janganlah kita menyombongkan diri sendiri. Siapapun kita, di mana pun berada, kapan pun waktunya, Allah telah melarang kita untuk berlaku sombong dan angkuh sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 18 :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Ya Allah... Ya Ghaffar... karuniakanlah ampunan Mu kepada kami atas dosa-dosa dan kealpaan kami. Kami sering tersesat dan diperbudak oleh nafsu. Oleh karena itu anugerahkanlah kepada kami kekuatan untuk dapat mengendalikan nafsu dan dapat terus mengagungkan-Mu dalam takbir diseluruh kehidupan kami.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal muslimat Rahimakumullah!
Pada hari yang fitri ini, saatnya kita merenung dan menguatkankan batin dan tekat untuk semakin berlaku baik dalam kehidupan, senantiasa berbuat baik kepada sesama. Terlebih kepada sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua. Dalam tuntunan ajaran Agama Islam, kita diperintahkan untuk memuliakan orang tua dengan memperlakukannya secara baik dalam bentuk perkataan dan juga sikap kita. Orang tua adalah Jimat kita di dunia.
رِضَى اللهِ فىِ رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
"Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan murkanya Allah tergantung kemurkaan orang tua"
Hadirin rahimakumullah.... Adalah sebuah kebahagiaan, manakala orang tua masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita. Sehingga masi berkesempatan untuk berbakti kepadanya, terlebih terhadap sosok ibu yang telah susah payah mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan membesarkan diri ini, serta mendidik dan mengayomi kita hingga menjadi dewasa. Ibu adalah sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita ke surga. Karena di telapak kakinyalah Allah SWT menitip surga bagi anak anaknya yang mampu berbakti kepadanya.
Bagaimana kabarnya ibu kita hari ini? Sudahkah kita menjenguknya? Semakin hari semakin bertambah tua umurnya. Hari-harinya sudah mulai ditinggal pergi anak-anaknya. Dirumah terkadang dia sendiri tak berdaya dengan kondisi kesehatan yang semakin membuatnya tak berdaya. Keinginan bekerja masih ada namun tenaga sudah tidak mendukung keinginannya. Akhirnya hanya bisa mengubur semua isi hatinya sambil berharap ada anak-anaknya yang memperhatikan dan peduli dengannya.
Apakah kita peduli dengan hal ini? Apakah kita merasakan apa yang mereka inginkan dan rasakan selama ini?
Hadirin rahimakumullah, Inilah saat penting bagi kita untuk berbuat baik kepada orang tua. Inilah ladang amal bagi kita selaku anak yang berbakti. Jika kepedulian itu ditorehkan dengan penuh keihlasan, memberi kasih sayang dan membantu meringankan beban hidupnya yakinlah... surga balasannya. Jasa dan perjuangan mereka tidak akan bisa kita balas dan bayar lunas. Demi Allah... sebanyak apapun yang pernah kita berikan, apa pun yang pernah kita serahkan kepada orang tua kita, tidak akan setimpal dengan perjuangan dan pengorbanan mereka membesarkan anaknya. Satu orang ibu pasti bisa melayani dengan penuh kasih tujuh orang anaknya atau bahkan lebih, tapi tujuh orang anak belum tentu bisa melayani satu orang ibu.
Mari kita ingat perjuangan mereka ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa. Dengan penuh cinta mereka menggendong, mencium dan merawat sampai kita bisa seperti sekarang ini. Bagaimana sebaliknya ketika saat ini mereka tergeletak sakit sendirian dirumahnya? Sempatkah kita menengoknya? Berapa kali kita mengusap keningnya, menyuapinya dan menggantikan pakaiannya ketika ia terbaring sakit diatas tempat tidurnya? Seringkah kita memeluknya dengan penuh cinta sembari tersenyum sebagaimana ia lakukan saat kita kecil dipangkuannya?
Oleh karenanya, mari kita wujudkan perintah Allah dalam Alquran Surah Luqman :14
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya / menyusuinya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Hadirin Rahimakumullah.
Dihari yang fitri ini... teringatlah kita pada sosok orang-orang kesayangan dan kita cintai, termasuk boleh jadi kedua orang tua kita yang telah berpulang keRahmatullah. Penyesalan pun mulai muncul, karena semangat untuk berbakti kepadanya telah pupus dan tidak bisa lagi, kecuali hanya doa tulus yang dapat terpanjatkan sebagaiman yang dituntunkan Allah SWT dalam QS. Al Isra : 24
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Pada hari ini, kita semua berharap setelah digembleng selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan kita menjadi manusia yang baru. Kebaruan itu bukan sekedar diwujudkan dengan mengenakan baju baru tetapi dengan semangat baru untuk melaksanakan segala perintah dan tuntunan Allah. Seperti kata syair: “Tidaklah yang dimaksud dengan hari raya ‘ied adalah bagi orang yang mengenakan baju baru akan tetapi hari raya ‘ied itu bagi orang yang ketaatannya kepada Allah semakin bertambah”.
Hari ini, kita juga berharap memperoleh ampunan (maghfirah) Allah sebab pada hari ini Allah memberikan ampunan-Nya kepada mereka yang telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh dan mudah-mudahan kita semua termasuk dari mereka yang memperoleh ampunan itu. Mengapa kita begitu berharap untuk memperoleh ampunan Allah? Karena kita merasa terlalu banyak dosa yang telah kita lakukan selama ini. Sebagai hamba Allah, banyak sekali perintah-perintahNya yang kita abaikan dan larangan-larangannya yang telah kita langgar.
Sebagai kepala keluarga, kita belum dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga keluarga yang kita pimpin masih belum dapat kita bimbing sepenuhnya berada di jalan yang diridhai Allah.
Sebagai ibu, kita belum dapat mengurus rumah tangga dengan baik sehingga belum lahir rumah tangga yang penuh dengan mawaddah wa rahmah.
Sebagai orang tua, kita juga belum dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita sehingga banyak anak-anak kita yang belum menjalankan kewajiban agamanya. Bahkan, tidak sedikit anak-anak kita yang tersesat ke jalan yang salah.
Sebagai anak, kita belum mampu menampakkan sikap dan prilaku baik yang dapat menyejukkan hati orang tua kita,
Sebagai karyawan, kita pun belum seutuhnya melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik sehingga negara dan masyarakat dirugikan dengan sikap & perilaku kita.
Sebagai pemimpin, masih banyak tugas dan tanggung jawab yang belum terselesaikan yang dapat mendorong umat ini agar semakin dekat disisi Allah SWT
Bahkan Sebagai guru, kadang kita belum tulus mendidik dan membina anak didik kita karena Allah, sehingga nilai-nilai baik yang kita ajarkan kadang sulit diwujudkan dalam kehidupannya.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Kaum muslimin wal muslimat, rahimakumullah.
Sejak hari ini, dan hari-hari selanjutnya kita harus bertekad untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik (al-ishlah ila ma huwa al-ashlah). Kalau selama ini kita hanya mementingkan diri sendiri, maka mulai hari ini kita pun juga harus mementingkan kepentingan orang lain terutama bagi yang memerlukan bantuan kita. Syukur kalau kita dapat lebih mementingkan kepentingan orang lain dari kepentingan kita, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Anshar terhadap kaum muhajirin.
Kalau pada masa yang lalu kita hanya mempertimbangkan kepentingan duniawi maka sejak hari ini pertimbangan kita tidak hanya didasarkan pada kepentingan duniawi semata, melainkan juga dari segi kepentingan ukhrawi. Karena hidup kita tidak hanya hidup di dunia tetapi juga di akhirat bahkan di akhiratlah kita akan abadi kekal hidup selamanya
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah.
Pada akhirnya, kita di Bantaeng dan sulsel pada umumnya tidak lama lagi akan melaksanakan pesta demokrasi Pilkada Bupati dan Gubernur bersama wakilnya, ini sebagai pertanda bahwa akan berakhirnya periode kepemimpinan pemimpin kita, sebagai masyarakat yang baik maka layaklah kita mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas torehan prestasi yang telah dilaksanakan pemimpin kita bersama jajarannya, teriring doa semoga segala bentuk pengabdiannya bernilai ibadah disisih Allah SWT,
Demikian pula halnya dalam menghadapi pemilukada pada tanggal 27 Juni mendatang, mari segenap masyarakat kita wujudkan partisipasi kita untuk berbondong-bondong menuju tempat pemilihan dengan penuh rasa persaudaraan dan kekeluargaan diantara kita, janganlah kita nodai keberkahan Ramadhan yang telah kita perjuangkan sekuat tenaga untuk meraihnya hanya karena kepentingan politik sesaat sehingga kita tega saling caci-mencaci maki, dengan mudah mencela dan mengumbar aib sesama, bahkan saling fitnah memfitnah hingga timbul rasa benci dan dendam, jika demikian yang terjadi pada diri kita, maka sungguh hancur leburlah segala amal kebaikan dan keberkahan Ramadhan serta idul fitri ini akan menjadi hampa dari nilai-nilai Ilahiyah.
Hari ini, harus kita jadikan momentum untuk melakukan perbaikan dalam semua hal serta untuk melakukan perubahan-perubahan dalam menyongsong hari esok yang lebih baik. Hari ini pula kita jadikan sebagai hari Taubatan Nasuha terhadap kesalahan yang kita lakukan, baik kesalahan yang bersifat pribadi maupun kesalahan yang bersifat sosial. Semoga Allah menerima taubat kita dan membimbing kita ke jalan yang diridhaiNya. Amin. Amin, amin, ya rabbal ‘alamin.